Thursday, 31 March 2016

SISTEM INSTRUKSIONAL

Menggunakan konsep sistem dalam kegiatan instruksional menghasilkan pemahaman yang oleh Smaldino, Sharon E, Russel, James D, Heinich, Robert, dan Molenda, Micheal (2005, hal.25) dinyatakan bahwa sebagai interrelated component that work together, effectivelly and reliably, within a particular framework to provide learning activities necessary to acomplish a learning goal.
Sebagai contoh, berbagai jenis kegiatan dalam instruksional seperti tatap muka, kegiatan instruksional melalui televisi dan radio, paket belajar mandiri, berbasis web (internet/intranet), instruktional dalam laboratorium, workshop, seminar dan teleconferencing. Komponen dari setiap jenis kegiatan itu berbeda atau tidak seluruhnya sama. Namun sama-sama memiliki tujuan, alat evaluasi, isi, metode, media/alat dan waktu instruksional. Komponen tersebut memiliki fungsi dan juga terintegrasi serta berintegrasi sebagai satu kesatuan yang mengarah pada pencapaian tujuan instruksional.


Komponen Dasar
1. Peserta Didik
Peserta didik memiliki karakter dan perilaku (entering behavior) yang berupa pengetahuan, keterampilan dan sikap awal pada saat memulai proses instruksional. Perilaku dan karakteristik awal peserta didik yang relevan dengan proses instruksional yang akan dilakukan misalnya :

  • Latar belakang pendidikan dan pengalaman sebelumnya yang mengandung kompetensi yang telah dikuasainya. Bila selaras dengan yang ditempuhnya maka menjadi modal awal untuk mempelajari bahan tersebut. Sehingga proses instruksional akan lebih mudah dilaluinya.
  • Motivasi belajar yang mengandung pengertian dorongan dan semangat serta rasa ingin tahu (curiousity) yang dimiliki untuk mempelajaran bahan instruksional.
  • Akses terhadap sumber belajar yang relevan dengan materi yang sedang dipelajari.
  • Kebiasaan belajar melalui kegiatan instruksional tatap muka atau mandiri.
  • Domisili atau tempat tinggal yang diukur dengan jarak tempuh ke pusat kegiatan belajar.
  • Akses terhadap saluran komunikasi dan media instruksional untuk digunakan seperti telepon, komputer, buku atau media cetak.
  • Kebiasaan dan disiplin mengatur waktu belajar secara teratur akan lebih mudah penyelesaian tugas.
  • Kebiasaan belajar secara sistematik akan sangat kondusif untuk menguasai materi instruksional lebih cepat dan lebih baik.
  • Kebiasaan belajar sambil berpikir untuk menerapkan hasilnya dalam kehidupan untuk memelihara motivasi belajar.

2. Lulusan yang berkompetensi seperti yang diharapkan
Lulusan yang memiliki kompetensi artinya sukses menyelesaikan proses instruksional. Kompetensi tersebut mengandung pengetahuan, keterampilan dan sikap perilaku yang dapat mengantarkan peserta didik pada tingkap pencapaian kinerja (performance).

3. Proses Instruksional
Proses instruksional dibangun dengan strategi instruksional (instructional strategy) tertentu. Strategi berbentuk sintesis dari langkah-langkah kegiatan instruksional, metode, media dan alat, dan waktu yang diorganisasikan untuk menyajikan isi instruksional (instructional content) dalam mencapai tujuan instruksional.

4. Pengajar
Pengajar dapat menciptakan kegiatan instruksional yang kreatif dan inovatif dengan mengacu pada tujuan instruksional. Kreatif bermakna setiap saat dapat memilih metode dan alat yang dipandang sesuai dengan tujuan. Ini bertujuan untuk menghindar dari rasa bosan dan jemu, baik terhadap pendidik maupun peserta didik. Kreatifitas akan muncul jika diberi kebebasan dan didukung oleh atasan dan lingkungan, sepanjang relevan dengan tujuan instruksional.

5. Kurikulum
Dalam pengertian sempit hal ini mengandung makna daftar mata pelajaran yang teroganisir dengan logis untuk mencapai tujuan instruksional.

6. Bahan Instruksional
Disusun untuk suatu mata pelajaran dalam kurikulum berdasarkan TIU dan TIK, karakteristik peserta, dan strategi untuk setiap tujuan instruksional. Bentuk bahan instruksional berdasarkan pendekatannya :

  • Bahan yang digunakan untuk kegiatan instruksional tatap muka biasa disebut bahan kompilasi berupa bahan cetak dan non cetak.
  • Bahan yang digunakan untuk kegiatan instruksional mandiri biasa disebut modul, yang mengadung isi instruksional dan mampu menjelaskan sendiri. Modul dapat berupa cetak, non cetak dan kombinasi keduanya.
  • Bahan instruksional kombinasi biasa digunakan oleh pendekatan instruksional tatap muka yang dikombinasikan dengan kegiatan mandiri. Dapat menggunakan buku teks biasa dan bahan instruksional mandiri.

Demikian penjelasan singkat mengenai enam komponen utama kegiatan instruksional. Bahwa keberadaannya menjadi persyaratan minimal untuk terjadinya kegiatan instruksional tatap muka.

No comments:

Post a Comment