Thursday, 10 March 2016

MENDU NATUNA

Kesenian Mendu
Mendu merupakan salah satu budaya Melayu Natuna bernuansa kerakyatan dengan menggunakan berbagai media ekspresi seperti teater, tarian dan musik. Teater yang tergolong dalam kelompok seni pertunjukan rakyat ini yang memiliki ciri khusus yaitu pementasannya didahului dengan bunyi tabuhan gendang untuk mengundang penonton, pembukaan dengan nyanyian dan tarian, memperkenalkan para pemain satu persatu, dan nyanyi bersama yang dipimpin  oleh pemain utama sekaligus sebagai sutradara yang menyampaikan jalan cerita yang terdiri dari beberapa bagian atau babak cerita. Babak penyelesaian adegan berupa pertempuran, kemenangan dan kekalahan, yang ditutup dengan adegan penutup yaitu ditutupnya layar bagian akhir dari pertunjukan mendu.

Menurut beberapa sumber bahwa sejarah hikayat mendu berawal dari Pulau Laut yang dimainkan dan dikembangkan oleh Orang Kaya Maddun yang memiliki kedudukan sangat kuat saat itu. Pertunjukan mendu menggunakan syeh-syeh orang kayangan atau dikenal dengan istilah orang bunian, dimana syeh dibangkitkan atau dipanggil oleh Orang Kaya Maddun sebagai seorang bangsawan. Pertunjukan mendu sebenarnya dimainkan oleh banyak orang yang berkisar 40 orang termasuk pemain musik yang berjumlah 5 orang yang terdiri dari laki-laki semua.
Sedangkan menurut budayawan B.M. SYAMSUDIN (1987), mengatakan bahwa mendu yang berkembang di daerah Bunguran Berasal dari Wayang Parsi yang berkembang di Pulau Penang sekitar tahun 1780-1880. Dulunya mendu hanya dimainkan oleh kaum laki-laki, namun sekarang mulai tahun 70-an, tidak hanya milik laki-laki semata tetapi perempuan juga ikut ambil bagian dalam pementasan mendu.
Pertunjukan mendu biasanya memakan waktu lama hingga 7 malam, dengan panggung sederhana beratap daun sagu dan dibatas dengan pagar pelepah daun kelapa untuk membatasi penonton agar tidak mengganggu jalan pertunjukan.

Saat ini kesenian mendu mulai reda karena sudah jarang sekali ditampilkan dan kurangnya minat generasi muda yang mempelajari dan melestarikannya. Harapan kedepan agar kesenian mendu ini diangkat kembali sebagai aset budaya kita khususnya daerah Natuna dan menjadi salah satu objek wisata.

Dibawah ini cuplikan pertunjukan mendu saat kunjungan studi sejarah pihak Akademisi dari Australia yang didampingi oleh dinas pariwisata pada tanggal 16 Januari 2013 di Sedanau Kecamatan Bunguran Barat Kabupaten Natuna.

No comments:

Post a Comment