A. Filsafat sebagai landasan pemikiran
Menurut pengertian
umum, filsafat adalah ilmu pengetahuan yang menyelidiki hakikat segala sesuatu
untuk memperoleh kebenaran. Filsafat
adalah ilmu pengetahuan tentang hakikat. Dengan pengertian khusus, filsafat
telah mengalami perkembangan yang cukup lama dan dipengaruhi oleh faktor-faktor
yang kompleks maka timbul berbagai pendapat tentang arti filsafat dengan
kekhususan masing-masing. Berbagai pendapat khusus tentang filsafat :
- Rasionalisme yang menggunakan akal
- Materialisme yang menggunakan materi
- Idealisme yang menggunakan idea
- Hedonisme yang menggunakan kesenangan
- Stoikisme menggunakan tabiat saleh
Adapun filsafat sebagai landasan pemikiran
dibuktikan secara rasionalisme oleh orang-orang sofis diantaranya :
Thales (624-546
SM), orang Miletus itu, digelari Bapak Filsafat karena dialah orang yang
mula-mula berfilsafat. Gelar itu diberikan karena ia mengajukan pertanyaan yang
amat mendasar, yang jarang diperhatikan orang, juga orang zaman sekarang.
Thales menjadi filosof karena ia bertanya. Pertanyaan itu dijawabnya dengan
menggunakan akal, bukan menggunakan agama atau kepercayaan lainnya.
Socrates ; ajaran bahwa semua kebenaran itu relatif telah menggoyahkan teori-teori sains yang telah mapan, mengguncangkan keyakinan agama. Ini menyebabkan kebingungan dan kekacauan dalam kehidupan. Inilah sebabnya socrates bangkit. Ia harus meyakinkan orang Athena bahwa tidak semua kebenaran itu relatif; ada kebenaran yang umum yang dapat dipegang oleh semua orang.
Dari pemikiran beberapa pendapat ahli filsafat di zamannya, dapat disimpulkan bahwa filsafat sangat erat dan penting bagi manusia dalam proses berpikir secara factual dan kritis. Dari ketiga tokoh diatas kita bisa mencontoh pemikiran orang filosof yang mengedepankan ilmu pengetahuan sebagai tujuan utamanya.
Anaximander ; dalam
kutipan Mayer, bahwa substansi pertama itu bersifat kekal dan ada dengan
sendirimya. Anaximander mengatakan itu udara. Udara merupakan sumber segala
kehidupan, demikian alasannya. Pembicaraan filosof ini saja telah
memperlihatkan bahwa di dalam filsafat terdapat lebih dari satu kebenaran
tentang satu persoalan. Sebabnya ialah bukti kebenaran teori dalam filsafat
terletak pada logis atau tidaknya argumen yang digunakan, bukan terletak pada
kongklusi. Disini sudah terlihat bibit relativisme yang kelak dikembangkan
dalam filsafat sofisme.
B. Filsafat sebagai landasan perencanaan
Memahami suatu konsep dibutuhkan suatu penelaahan dari mulai hulu hingga
hilir, perencanaan merupakan suatu konsep yang tidak terlahir begitu saja
melainkan ada proses yang melahirkan konsep perencanaan. Filsafat dipahami
sebagai sebuah proses olah fikir manusia dalam memahami fenomena dan peristiwa
yang terjadi di bumi ini. Cara orang berpikir atau berfilsafat itu yang
selanjutnya melahirkan faham-faham filsafat, yang terus berkembang seiring
dengan peradaban dan dinamisasi manusia. Dalam perkembangan filsafat terdapat
beragam aliran, yang diantaranya aliran idealisme, empirisme, rasionalisme,
materialisme, sintesis dan lain sebagainya.
Perencanaan dapat diartikan sebagai suatu proses
pengambilan keputusan berdasarkan fakta, mengenai kegiatan-kegiatan yang akan
dilakukan untuk mencapai suatu tujuan tertentu.
C. Filsafat sebagai landasan pengembangan
ilmu
Pada dasarnya filsafat ilmu bertugas memberi landasan
filosofi untuk minimal memahami berbagai konsep dan teori suatu disiplin ilmu,
sampai membekalkan kemampuan untuk membangun teori ilmiah. Secara subtantif
fungsi pengembangan tersebut memperoleh pembekalan dan disiplin ilmu
masing-masing agar dapat menampilkan teori subtantif. Selanjutnya secara teknis
dihadapkan dengan bentuk metodologi, pengembangan ilmu dapat mengoprasionalkan
pengembangan konsep tesis, dan teori ilmiah dari disiplin ilmu masing-masing.
Dalam sudut filsafat, ilmu terbentuk karena manusia berusaha berpikir lebih
jauh mengenai pengetahuan yang dimilikinya.
Proses pendidikan adalah proses perkembangan yang
bertujuan. Dan tujuan dari proses perkembangan itu
secara alamiah ialah kedewasaan, kematangan dari kepribadian manusia. Dengan
demikian, jelaslah bahwa pengertian pendidikan itu erat kaitannya dengan
masalah yang dihadapi dalam kehidupan manusia. Pendidikan diartikan sebagai
suatu proses usaha dari manusia dewasa yang telah sadar akan kemanusiaannya
dalam membimbing, melatih, mengajar dan menanamkan nilai-nilai dan dasar-dasar
pandangan hidup kepada generasi muda, agar nantinya menjadi manusia yang sadar
dan bertanggung jawab akan tugas-tugas hidupnya sebagai manusia, sesuai dengan
sifat hakiki dan ciri-ciri kemanusiaannya.
Kesimpulan
- Substansi filsafat diartikan sebagai objek yang tidak dapat berdiri sendiri tanpa ada keterangan-keterangan lain. Berbicara mengenai substansi filsafat tidak lepas dari pengertian fakta, kebenaran, kenyataan, konfirasi, maupun logika.
- Filsafat sebagai landasan pemikiran yaitu filsafat yang bersifat rasionalisme (menggunakan akal), Materialisme yang (menggunakan materi), Idealisme yang (menggunakan idea), Hedonisme yang (menggunakan kesenangan), dan Stoikisme (menggunakan tabiat saleh).
- Filsafat sebagai landasan perencanaan maksudnya filsafat dipahami sebagai suatu proses pengambilan keputusan berdasaran fakta yang dimana proses tersebut dapat menciptakan suatu konsep berpikir dalam memahami fenomena dan peristiwa yang terjadi.
No comments:
Post a Comment