Thursday 9 February 2017

LANGKAH-LANGKAH PENELITIAN PENGEMBANGAN

Penelitian Pendahululan
Pada penelitian pendahuluan ini dilakukan adalah analisis kebutuhan yang bertujuan untuk mengetahui kebutuhan. Contohnya terhadap sumber belajar yang dapat membantu siswa dalam meningkatkan minat belajar. Selama ini pembelajaran diperoleh masih konvensional dan kurang bervariasi serta belum memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi sebagai salah satu sumber belajar. Untuk itu e-learning diharapkan dapat menjadi solusi sebagai sumber belajar dalam meningkatkan hasil belajar siswa.

Kegiatan penelitian pendahuluan terdiri beberapa tahapan yaitu:
  • Melakukan studi literatur untuk mengumpulkan informasi yang berkaitan dengan permasalahan yang ada.
  • Menyusun kisi-kisi analisis kebutuhan terhadap pemanfaatan e-learning berbasis moodle untuk proses pembelajaran di sekolah. Kisi-kisi tersebut sebagai dasar membuat instrument wawancara terhadap guru dan siswa.
  • Hasil wawancara selanjutnya dijelaskan secara deskriptif sehingga menjadi sebuah kesimpulan dari analisis kebutuhan.
  • Menyusun rencana pengembangan berdasarkan teori-teori yang disimpulkan dan data yang diperoleh.
Rencana Pengembangan Model
Setelah penelitian pendahuluan, maka dilakukan langkah-langkah pengembangan dengan model Dick dan Carey. Pada tahap ini dilakukan rancangan pengembangan model yang dilanjutkan pembuatan e-learning sesuai hasil analisis kebutuhan pada penelitian pendahuluan.
Langkah-langkah yang dilakukan sebagai berikut:
  1. Analisis kebutuhan untuk tujuan pembelajaran. Analisis ini didasari pada kesimpulan penelitian pendahuluan sebagai dasar untuk mengetahui kebutuhan siswa terhadap pengembangan produk pembelajaran.
  2. Melaksanakan analisis pembelajaran, yaitu menentukan aktivitas pembelajaran tentang tujuan umum pembelajaran. Menentukan kemampuan apa saja yang terlibat dalam proses pembelajaran untuk mencapai tujuan dan membahas topik atau materi yang akan dipelajari.
  3. Mengidentifikasikan tingkah laku dan karakteristik siswa, yaitu mengidentifikasi kemampuan awal yang dimiliki oleh siswa sebelum menggunakan e-learning, hal ini meliputi: (1) siswa telah menguasai cara atau bisa menggunakan komputer; (2) siswa pernah atau sering menggunakan komputer dalam aktivitas sehari-hari; (3) siswa sudah mengetahui cara masuk ke proses pembelajaran dengan e-learning; (4) siswa mengetahui cara mengakses materi ajar didalam e-learning.
  4. Merumuskan tujuan unjuk kerja, yaitu merancang tujuan khusus yang harus dikuasai siswa berkaitan materi ajar, atau yang dikenal dengan tujuan instruksional khusus atau kompetensi dasar. Tujuan dideskripsikan secara detail tentang apa yang akan dapat dikerjakan siswa setelah menyelesaikan pembelajaran.
  5. Mengembangkan butir-butir tes, yaitu menyusun soal evaluasi. Hasil test digunakan sebagai dasar untuk memberikan evaluasi dan mengukur kemampuan awal sebelum dan sesudah menggunakan produk yang dikembangkan. Pengembangan butir tes ini melibatkan ahli materi.
  6. Mengembangkan strategi pembelajaran, yaitu merancang strategi yang sesuai dengan karakteristik siswa. Hal ini diperlukan untuk menentukan aktivitas pembelajaran yang membantu dalam pencapaian tujuan pembelajaran. Strategi tersebut akan meliputi kegiatan awal pembelajaran, kegiatan inti, dan kegiatan penutup.
  7. Mengembangkan dan memilih bahan pembelajaran. Hal ini merujuk pada tujuan umum, tujuan khusus, strategi pembelajaran, materi pelajaran serta butir-butir tes maka dirancang materi ajar yang akan dikembangkan. Hal ini meliputi; menyiapkan konten yang akan diisi pada website e-learning, menggabungkan bagian-bagian dalam website hingga siap untuk di evaluasi formatif dan uji coba.
  8. Melaksanakan evaluasi formatif, yaitu melakukan uji validitas produk pengembangan yang direview oleh ahli materi dan ahli media. Tujuannya untuk memperoleh pelaksanaan pembelajaran yang efektif. Sedangkan instrument yang digunakan dalam evaluasi formatif adalah instrument yang dibuat sendiri oleh evaluator. Selain itu, ada tiga fase dalam evaluasi formatif terhadap produk yang melibatkan siswa sebagai pengguna, yaitu: One to One. Uji coba produk oleh 3 orang siswa yang dipilih secara representative yaitu siswa memiliki kemampuan tinggi, sedang, dan rendah. Uji coba dalam kelompok kecil. Uji coba produk dilakukan oleh siswa berjumlah 10 orang, yang dipilih secara representatif. Uji coba lapangan. Hal ini dilakukan untuk menilai perubahan yang dilakukan pada tahap sebelumnya. Uji coba ini melibatkan sekitar 30 siswa dalam satu kelas.
  9. Merevisi bahan pembelajaran. Pada tahap ini dilakukan rangkuman data yang diperoleh dari tahap evaluasi formatif, mengidentifikasi kekurangan dalam materi pengajaran, memberikan data evaluasi formatif dan melakukan revisi terhadap produk yang dikembangkan. Revisi ini melibatkan ahli materi dan ahli media berdasarkan draf revisi yang diberikan.
  10. Melaksanakan evaluasi sumatif. Setelah prototipe produk direvisi, maka produk sudah dapat digunakan dalam kalangan terbatas sesuai dengan karakteristik siswa yang melakukan uji coba, yaitu terhadap siswa dalam satu kelas. Dari nilai hasil akhir setelah menggunakan produk, dapat diketahui efektivitasnya dalam meningkatkan hasil belajar siswa. Apabila produk ingin digunakan lebih luas maka dilakukan evaluasi sumatif dengan subjek uji coba yang lebih luas.


Literatur : M. Atwi Suparman, I Made Tegeh

No comments:

Post a Comment